Senin, 30 Juni 2008

Benua Atlantis Ditemukan

SEJAK ribuan tahun manusia telah berusaha mencari dan menentukan dimana kiranya letak benua Atlantis yang hilang itu, tapi belum ada yang berhasil menemukan ataupun membuktikan keberadaannya secara meyakinkan.

Kantor berita Reuters melaporkan minggu ini bahwa Jim Allen, seorang penjelajah bangsa Inggris, yakin dia telah menemukan benua yang hilang itu.

Kalau semula diperkirakan Atlantis hancur dan tenggelam ke dasar laut termasuk semua bangunan dan kebudayaannya yang sangat maju untuk waktu itu, seperti ditulis oleh ahli filsafat Yunani terkenal Plato dalam abad ke-4 sebelum Masehi, Jim Allen mengatakan, Atlantis terletak di sebuah dataran tinggi di Bolivia, 4,000 meter di atas permukaan laut.

"Sudah tiba saatnya untuk menyatakan bahwa kota atau benua Atlantis itu letaknya di Bolivia," kata Jim Allen dalam sebuah wawancara pers yang diadakan di ibukota Bolivia, La Paz. Kata Allen, kota Quillacas yang berpenduduk 1,000 orang, kira-kira 300 km sebelah selatan ibukota La Paz, adalah pusat benua Atlantis.

Kota itu terletak di kawasan gunung api, dan rumah-rumah penduduk dibangun dengan menggunakan batu berwarna merah dan hitam, seperti yang dilaporkan oleh Plato 2,400 tahun yang lalu.

Kata Allen, dataran tinggi dimana terdapat kota Quillacas itu, puluhan ribu tahun yang lalu terbenam dalam banjir yang disebabkan hujan lebat. Tapi yang paling menarik, katanya, di kawasan itu terdapat sedikitnya 50 karakteristik alam yang cocok dengan apa yang ditulis oleh Plato.

Khususnya ditemukan sisa-sisa sebuah saluran irigasi yang lebarnya 200 meter, yang sesuai dengan deskripsi Plato. Dataran tinggi Bolivia itu mencakup 10 persen luas kawasan Bolivia dan merupakan dataran paling luas di seluruh dunia. Tempat itu diapit oleh pegunungan Andes, yang
dibagian barat-nya hampir mencapai Lautan Pasifik.

Sekitar 25,000 sampai 40,000 tahun yang lalu, dataran tinggi itu secara periodik kebanjiran sehingga tampak seperti danau sangat besar. Setelah banjir itu susut, tinggallah dua buah genangan air besar yang sekarang disebut Danau Poopo dan danau Titicaca.

Sejak lama dongeng tentang benua Atlantis yang hilang itu telah menarik perhatian orang, dan ribuan buku telah ditulis tentangnya; ada yang seratus persen fantasi, dan ada yang berusaha membuktikannya lewat berbagai teori ilmu pengetahuan.

Arysio Nunes dos Santos, sarjana dan mahaguru ilmu fisika nuklir di Universitas Minas Gerais, di Brazil, punya teori lain. Katanya, benua Atlantis yang hilang itu terletak di Indonesia.

Kendati sudah banyak buku ditulis tentang hal itu, kata Arysio, tidak satupun yang menyebutkan Indonesia. Hal itu disebabkan karena para penyelidik, pada umumnya sarjana Barat, mendasarkan teori mereka pada unsur-unsur etnosentrik, sehingga tidak terpikirkan oleh mereka bahwa tempat itu mungkin berada di bagian bumi yang sama sekali lain.

Kata Arysio, benua Atlantis yang digambarkan oleh Plato adalah suatu dunia tropis, yang punya banyak hutan, sungai dan pohon buah-buahan, yang kemudian tenggelam karena permukaan air laut naik ketika es di kutub utara mencair. Hanya kawasan pegunungan saja yang tampak dari
permukaan laut. Rangkaian gunung berapi itu, kata Arysio, dulu disebut Kepulauan Blest, yang sekarang bernama Indonesia.

*) Disiarkan VOA pada 8 Oktober, 1999 - diposting oleh Wayan pada 11 Oktober 1999 di milis UGM-Club

Sabtu, 31 Mei 2008

Cerita Penembakan Semanggi

Gue forward di bawah kesaksian dari Dede Basri, temen gue alumni FEUI yang kebetulan melihat sendiri tragedi Semanggi yang berujung dengan terbunuhnya mahasiswa FTUI.

------------------------------

GUE secara kebetulan ada di Atmajaya dan Rumah Sakit Jakarta (yang letaknya persis di sebelah Atmajaya) sejak Kamis siang. Gue menyaksikan sendiri gimana brutalnya itu TNI biadab. Kamis sore itu gue bantuin sedian logistik buat teman-teman disana. Rombongan FE dipimpin sama Kiki, juga ada disana teman-teman KB UI, juga Jamil ketua Senat Psikologi.

Kita semua, sama teman-teman mahasiswa yang ada disana terus coba bikin akses dari Atmajaya ke RSJ. Korban banyak sekali jatuh. Bang Faisal, Kiki (Hermawan) juga ada disana, terus Albert Hasibuan, Goenawan Mohamad, Fadjrul Rahman, teman-teman Suara Ibu Perduli dsb. Kita sama-sama mahasiswa waktu 'perang tak seimbang itu terjadi'. Tembakan di depan kampus Atmajaya mulai sejak sore.

Dan makin gencar selepas magrib. Korban terus dibawa ke RSJ. Mulai dari yang matanya pecah (akhirnya buta) kena peluru, yang mulutnya hancur kena peluru sampai yang pingsan dibawa ke RSJ. Korban kalau gue nggak salah disana sekitar 79 orang. Suasana tegang sekali. Kawan-kawan mahasiswa tetap nggak mau evakuasi dari Atmajaya dan tetap ingin bertahan. Untuk bertahan, dibantu massa mereka melemparkan molotov dan batu. Ucok Purba kena pukul popor dan Fadjrul Rahman masih terkurung di Atmajaya. Situasi betul-betul chaos seperti Semanggi I.

Tembakan masih terdengar. Yang ironis tokoh parpol yang hadir cuma Faisal Basri dan Matori Abdul Djalil. Kemana tokoh-tokoh politik. Faisal teriak-teriak : "Pemimpin politik sipil semuanya taik kucing !" Megawati dan tokoh PDIP tidak kelihatan batang idungnya. Amien Rais nggak jelas cungurnya. Gus Dur malah bela TNI ! Geblek !

Faisal kelihatan kesel sekali dan dia bilang : ”Mas Amien suruh tidur di jalan aja tuh !”. Gue bilang sama Faisal supaya PAN bikin pernyataan keras, dan terus dia kontak Santoso dan kaya'nya tanpa ijin Amien, PAN ngeluarin statement. Situasi chaos sampai terus berlangsung.

Sekitar jam 01.00 pagian (Jumat dini hari)Faisal, GM dan lain-lain ninggalin RSJ, karena kayaknya situasi udah agak mereda. Faisal kayanya bikin rapat sama Haryanto Taslam, Muhaimin Iskandar untuk bikin pernyataan besok paginya. Fadjrul ikut ke sana. Gue kebetulan masih bertahan disana sama beberapa teman.
Bentrokan masih ada tapi nggak besar.

Sekitar jam 02.00 an gue dapet telepon yang bilang bahwa 'aparat' akan melakukan sweeping. Info ini kita kasih tau ke mahasiswa. Mereka juga udah tahu tapi tetap aja memutuskan bertahan di Atmajaja. Sambil nunggu situasi nggak tentu, gue tidur di RSJ.

Jam 04.00 pagi tiba-tiba tembakan beruntun kedengeran sampai sekitar 10 menit.
Bener aja, kampus Atmajaya diserbu ! Mahasiswa ditembakin dan mobil-mobil di kampus di ancurin. Brutal sekali. Korban-korban dievakuasi. Gue ngeliat gimana lewat tangga darurat korban-korban dipindahin dari Atmajaya ke RSJ lewat tembok tinggi. Betul-betul brutal tuh aparat ! Situasi tegang sekali, massa rakyat membantu mahasiswa, tukang teh botol merelakan botolnya (yang sayangnya nggak ada tutupnya untuk dijadikan senjata atau bom molotov).

Sekitar jam 06.30 pagi gue ninggalin RSJ balik ke rumah. Di jalanan masih terjadi bentrok, kali ini yang menghadapi aparat bukan cuma mahasiswa, tapi juga anak-anak pelajar STM dan SMU. Dengan mahir sekali mereka mempermainkan aparat dan terus menimpuk batu. Gue balik lagi ke Atmajaya siang abis sembahyang Jum'at. Situasi kelihatan tegang sekali. Front Pembela Islam nyaris bentrok sama massa di Bendungan Hilir. Mereka mendukung tentara.

Kawan Toto Pranoto (loe masih ingat Toto kan Pe) ada disana dan sempet dikejer-kejer FPI dan aparat. Dia sambil lari masih sempet-sempetnya ngumpulin selongsong dan tabung gas air mata. Sambil lari dia nelpon gue dan bilang : "Wah di tas gue udah banyak tabung gas dan selongsong nih De. Tapi gue sekarang lagi dikejar-kejar pake badik sama FPI ! Emang udah pada gila semuanya !"

Di kampus Atmajaya gue sama Sjahrir, Rocky Gerung dan beberapa teman lain. Kawan mahasiswa terus bertahan dan yel-yel rakyat bersatu tak bisa dikalahkan . Situasi tegang sekali. Waktu gue sama Sjahrir dkk masih di kampus itu, tentara nyerbu lagi dan nembak-nembak. Kita mundur kebelakang dan lompat pager.

Bayangin loe, Ciil (Sjahrir) yang begitu 'gendut ' diangkat sama mahasiswa dan dinaikkin ke pager. Pagernya tinggi juga. Terus dari pager Sjahrir jatuh ke selokan ! Gue geli juga waktu itu, dan masih sempet ngeledek, kita lari , tembakan masih terus di belakang. Gue bilang sama Ciil wah musti disimpen tuh celana yang penuh air got he-he-he.

Terus sekitar jam 6.30 sore hari Jumat, Sudrajat ngumumin RUU PKB ditangguhkan. Mahasiswa bersorak. Ciil dan teman-teman pulang. Gue masih bertahan di RSJ ngobrol-ngobrol sama teman-teman mahasiswa. Anak-anak KB UI pada kumpul disana. Situasi udah damai kelihatannya. Kita udah becanda-becanda.

Teman-teman mahasiswa udah mulai gossip, cerita cewe'cewe', dan 'dugem' (dunia gemerlap), terus 'kebem' (kelompok begadang malam), isitilah ini gue dapet dari temen-temen mahasiswa, Din, Mas Amrih dll, paling nggak gue masih keliatan muda deh dengan istilah ini he-he).

Gue pikir semuanya udah beres. Sekitar jam 8.30 malem, hari Jumat gue pulang, ngantuk banget, udah lama nggak tidur. Gue liat suasana di jalan udah damai. Jalanan di depan Atmajaya udah dibuka. Mahasiswa dan rakyat udah ngasih makan tentara dan ngerokok bareng. Tapi ditengah jalan gue ditelepon sama temen-teman mahasiswa, mereka bilang ada sweeping dan mereka kembali ditembakin. Gila bener tuh keparat ! Sekitar jam 2 pagi (Sabtu dini hari ) gue ditelepon dikasih tahu Kampus UI Salemba diserbu dan ada rumors bahwa ada mahasiswa UI yang tewas di tembak.

Pagi-pagi dateng konfirmasi bahwa Yap Yun Hap mahasiswa Teknik UI tewas ditembak peluru tajam. Gue terus ke Salemba ke kamar Jenazah. Disana udah banyak teman-teman. Yang ngenesin lagi, tokoh parpol yang ada cuma satu, Ketua Umum PKB Matori Abdul Djalil. Yang lain ? Sibuk debat calon Presiden di Hotel Wisata. Edan ini bangsa !!! Terus sekitar jam 9 an pagi dilakukan prosesi jenazah di Balai Mahasiswa Salemba.

Gue nggak liat banyak tokoh, kecuali Matori, Hariadi Dharmawan, Sjahrir, Lukman Hakim (Ketua DM UI 78). Yang lainnya 'jagoan politik' pada kemana. Amien Rais kagak nongol, Gus Dur kagak keliatan, Megawati juga sama. Cape gue sama jagoan kesiangan ini.

Acara prosesi begitu mengharukan, dimulai dengan menyanyikan 'Darah Juang' diikuti oleh pernyataan-pernyataan, puisi, lagu gugur bunga dsb. Gue coba telepon loe Pe maksud gue biar loe denger lewat handphone dan bisa merasakan 'hawa kemarahan' kita semua, tapi handphone loe mati. Suasananya betul-betul menyedihkan. Ibunya Yun Hap kelihatan terpukul sekali. Siang gue ke Atmajaya lagi, teman-teman mahasiswa bikin orasi terus mereka bergerak ke DPR. Setelah itu gue balik.

-------------------------
Dipostingkan oleh Cahyo Sukaryo pada 30 September 1999